Gedung_Gereja

Gedung_Gereja
Gpdi Imanuel Paslaten

Sunday, November 7, 2010

Menjadi Orang yang Beruntung (Yosua 1:7-9)

Siapa yang tidak menginginkan keberuntungan? Keberuntungan merupakan dambaan setiap orang karena keberuntungan itu merupakan suatu keberhasilan dari apa pun yang kita perbuat. namun kita harus memperhatikan keberuntungan seperti apa yang harus kita miliki.
Ada dua macam keberuntungan. Yang pertama merupakan keberuntungan milik orang fasik. Dikatakan mereka hidup makmur dan sejahtera meski mereka adalah orang-orang yang menyombongkan diri, menentang Tuhan, membual, memandang remeh dan lain-lain. Lalu mengapa mereka beruntung? Bukan hanya itu, dalam ayat 10 dikatakan banyak orang yang terpengaruh lalu mengikuti mereka, meski mereka itu adalah orang-orang yang meragukan keberadaan Tuhan (ay. 12).
Pernahkan beberapa pertanyaan seperti "Kita lebih beruntung dari mereka, tetapi mengapa mereka yang lebih beruntung?" berkecamuk di benak Anda? saya yakin Anda akan menjawab 'ya'.
Tetapi ketahuilah keberuntungan orang fasik itu merupakan keberuntungan yang penuh dengan resiko (ay. 16,17,18,19) dan kita akan melihat kesudahan mereka karena Tuhan menempatkan mereka di tempat yang licin.
Keberuntungan yang kita cari bukanlah keberuntungan yang sementara, melainkan keberuntungan yang selamanya, itulah keberuntungan tipe kedua yang seharusnya kita cari. Keberuntungan ini merupakan keberuntungan sebagai manusia dan juga di surga nanti. Namun, kenapa bnayak anak-anak Tuhan yang kelihatannya kurang beruntung?
Jawabannya adalah karena banyak anak Tuhan yang terlalu cepat untuk putus asa dan menyerah kepada keadaan. Tuhan tidak ingin anak-anak-Nya seperti itu dan ia berkali-kali mengingatkan agar kita menguatkan dan meneguhkan hati kita. Akan tetapi, Bapa kita juga mengingatkan agar kita bertindak hati-hati dan penuh pertimbangan. Alkitab memberi contoh tentang Yosua yang tidak berhati-hati ketika perampasan di mana ada salah satu dari mereka yang mengambil emas yang seharusnya menjadi milik Tuhan.
Ia ingin kita selalu melibatkan-Nya dengan bertanya pada Tuhan mengenai setiap keputusan yang akan kita ambil.
oleh: Pdt. David Araro (Gembala Sidang)

No comments:

Post a Comment